News

7 Jenis Naskah Drama Dalam Dunia Sastra

Naskah drama adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam format dialog dan dipentaskan di atas panggung. Dramaturgi atau seni panggung merupakan salah satu cabang sastra yang sangat menarik untuk diikuti. Ada banyak bentuk naskah drama di dunia sastra, dan dalam artikel ini akan dibahas 7 jenis naskah drama paling populer.

1. Tragedi

Tragedi adalah naskah drama yang menggambarkan kehancuran seorang tokoh utama. Biasanya, ceritanya melibatkan konflik antara tokoh utama dengan kekuatan alam atau agensi lain, atau bahkan dengan diri sendiri. Penyelesaian masalah dalam naskah ini sering kali berakhir tragis, dan karakter utama sering kali mati.

Contoh naskah drama tragedi yang paling terkenal adalah karya-karya Shakespeare seperti Romeo dan Juliet, Macbeth, dan Othello. Selain itu, karya Yayasan Putera Sang Fajar Indonesia dengan karya Chekhov yang berjudul “Tiga Dipper” yang sudah dipentaskan sebagai sebuah karya ber-genre Tragedi.

2. Komedi

Komedi adalah naskah drama yang bertujuan untuk menghibur penonton dengan cara membuat mereka tertawa. Ceritanya mengandung unsur humor dan kegembiraan, dan biasanya berakhir dengan happy ending. Banyak naskah komedi yang mengambil tema romantis, sehingga naskah ini juga bersifat cinta-cintaan.

Contoh naskah drama komedi yang sangat terkenal adalah “The Importance of Being Earnest” karya Oscar Wilde dan “Perempuan Paling Bahagia di Dunia” besutan Putu Fajar Arcana. Selain itu, salah satu karya dimulai dengan judul “Hasiyat Terkini” dari seorang sastrawan muda Sutanty. Karya ini banyak dipentaskan di berbagai kalangan teater amatir di seluruh Indonesia karena kepiawaiannya sang penulis menggunakan humor untuk menunjukan tumbuh kembang nilai-nilai manusiawi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Melodrama

Melodrama adalah naskah drama dengan suara dan adegan yang dramatis, biasanya melibatkan situasi yang sangat emosional. Konflik dalam naskah ini biasanya diatasi oleh tokoh utama dengan menunjukkan kebaikan dan keteguhan hati. Biasanya, naskah melodrama memiliki tokoh antagonis yang sangat jahat dan egois.

Contoh naskah drama melodrama yang paling terkenal adalah “The Count of Monte Cristo” karya Alexandre Dumas dan karya The University of Washington dengan judul “Asking for the Moon”.

4. Pembelajaran

Naskah drama pembelajaran (edu-drama) adalah jenis naskah drama yang berusaha untuk menyampaikan nilai moral atau pendidikan kepada penonton. Naskah ini biasanya dibuat untuk disajikan di sekolah, universitas, atau tempat lain yang berkaitan dengan pendidikan.

Contoh naskah drama pembelajaran yang populer adalah “Anak Terakhir” karya Yayasan Putera Sang Fajar Indonesia, “Judul-Judulan” karya HS Wahyuni, dan juga “Demi Siapa Kita Menyatakan Perbedaan” karya Annissa Rizki.

5. Satire

Satire adalah naskah drama yang menggunakan lelucon dan sindiran untuk mengkritik atau cemoohan pada kekurangan dan kesalahan dalam masyarakat dan kebudayaan. Naskah drama ini bertujuan untuk mengangkat isu-isu sosial dan politik yang kontroversial dengan cara yang sedikit provokatif untuk memunculkan kesadaran sosial.

Contoh naskah drama satire yang paling terkenal adalah “Komite Daerah” karya Sutardji Calzoum Bachri dan karya dari Devoon Seppdoon dengan judul “Bukan Pak Abdurrahman Segera Diadili, Melainkan Ini!”. Karya-karya ini sangat terkenal di Indonesia karena kepiawaian sang penulis dalam membuat sarat dari sindiran untuk menyindir kebudayaan dan masalah sosial.

6. Fantasi

Naskah drama fantasi adalah jenis naskah drama yang mengandung unsur-unsur magis dan fantastis, seperti dewa, peri, atau makhluk lain yang fiksi. Drama ini biasanya berlatar belakang dalam dunia fiksi, dan karakter-karakternya mempunyai kekuatan yang luar biasa.

Contoh naskah drama fantasi yang terkenal secara internasional adalah “The Lion, The Witch, and The Wardrobe” dari C.S. Lewis dan “Warkar” karya Chandra Yudha.

7. Musikal

Musikal adalah naskah drama yang menggunakan lagu dan tari sebagai bagian dari pementasan. Ini merupakan jenis naskah drama yang paling populer di Broadway dan terkenal di seluruh dunia.

Contoh naskah drama musikal yang sering dipentaskan dan sangat terkenal adalah “The Phantom of The Opera,” “Les Miserables,” dan karya dari Raden Ayulapih dengan judul “Serangan Fajar”.

Itulah 7 jenis naskah drama dari berbagai genre yang sangat populer di dunia sastra dan pementasan. Dengan memiliki pengetahuan tentang jenis naskah drama, kita dapat memilih karya yang sesuai dengan minat dan tujuan kita dalam membaca, menulis atau menonton drama. Semoga artikel ini bisa menjadi panduan bagi para pecinta drama dalam memilih dan menikmati karya sastra yang bermutu dan penuh dengan makna.

7 Jenis Naskah Drama Dalam Dunia Sastra

Naskah drama adalah salah satu karya sastra yang jarang diketahui oleh banyak orang. Sebab, seseorang kemungkinan lebih mengetahui setelah pementasannya ketimbang naskah drama itu sendiri. Lalu, apa itu naskah drama?

Artikel ini akan membahas mengenai naskah drama. Mulai dari pengertian, jenis-jenis, ciri-ciri, unsur sampai contoh naskah drama singkat.

Pengertian Naskah Drama

Secara etimologis, kata “naskah” dalam naskah drama diambil dari bahasa Arab. Diambil dari kata “nushkhatum”. Kata tersebut memiliki arti “potongan kertas”.

Pada umumnya, naskah adalah sesuatu yang memiliki bentuk seperti lembaran. Sebelum dipakai, lembaran tersebut perlu dikoreksi. Pengertian naskah juga akan menjelaskan terkait tema dan isi yang bisa diterima oleh penikmatnya.

Secara umum, naskah drama adalah sebuah tulisan. Tulisan tersebut biasanya atau umumnya dikenal oleh semua orang yang terlibat di dalam bidang kepenulisan. Naskah drama memiliki fungsi dalam beberapa hal.

Seperti sebagai bahan bacaan, sebagai teks dalam dunia perfilman, sebagai ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi.

Pengertian naskah drama sendiri adalah sebuah cerita yang diuraikan. Cerita tersebut diuraikan dari satu adegan ke adegan lainnya. Di dalam cerita tersebut, dijelaskan pula terkait latar, tempat, keadaan, dialog, sampai penokohan di dalamnya.

Baca Juga:  The Spike Volleyball Story Mod Apk Terbaru (Download Gratis)

Tulisan pada naskah tersebut akan disusun secara sistematis. Maksudnya, tulisan akan disusun di dalam konteks struktur dramatis. Hal itu akan membuatnya menjadi sebuah acuan ketika proses produksi.

Naskah drama juga dapat disebut sebagai bahan dasar dari sebuah cerita. Baik cerita yang akan ditampilkan di dalam film, maupun cerita yang akan ditampilkan dalam sebuah pementasan drama atau teater. Umumnya, naskah drama akan dibuat sangat dramatis.

Di dalamnya akan ditampilkan beberapa hal. Seperti tempat, setting, kondisi atau keadaan, dialog para tokoh dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itu tentu harus ada di dalam sebuah naskah drama, supaya menjadi naskah yang utuh.

Sementara itu, di dalam dunia penerbitan naskah drama adalah hasil dari karya tulisan qtau karangan seseorang. Biasanya, naskah drama tersebut belum diterbitkan. Berbagai naskah drama karya penulis inilah yang akan dicari para penerbit.

Para penerbit akan mencari penulis yang membuat naskah drama. Tujuannya adalah untuk diterbitkan. Sebuah naskah drama dapat ditulis dengan tangan maupun alat bantu seperti mesin tik. Jika seorang penulis telah selesai menulis sebuah naskah, maka naskah tersebut akan diserahkan kepada editor.

Di tangan editor, naskah akan edit dan diperiksa lagi terkait kualitasnya. Setelah itu baru dapat diterbitkan.

Pengertian Naskah Drama Menurut Para Ahli

Setelah mengetahui pengertian naskah drama secara umum, selanjutnya yang perlu diketahui adalah pengertian naskah drama menurut para ahli. Beberapa ahli tentu memiliki pandangan yang berbeda mengenai pengertian naskah itu sendiri.

Meskipun pada dasarnya memiliki makna yang sama, tetapi ada beberapa aspek panjangan yang tentu berbeda dari satu ahli ke ahli lainnya. Berikut ini adalah pengertian naskah drama menurut para ahli.

1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Di dalam KBBI, naskah adalah sebuah karangan yang masih ditulis dengan tangan. Selain itu, naskah juga berarti sebagai karangan yang ditulis oleh seseorang, yang belum diterbitkan.

2. Molton

Molton mengungkapkan, pengertian naskah adalah sebuah drama. Pengertian naskah menurut Molton ini adalah sebuah drama yang hidup. Drama tersebut dilukiskan melalui sebuah gerak atau life presented in action.

3. Sendarastik

Pengertian naskah menurut Sendarasik adakah sebuah naskah drama. Naskah adalah bahan dasar di dalam sebuah pementasan. Oleh karena itu, sebuah naskah drama belum menjadi sempurna apabila belum dipentaskan.

Naskah drama adalah ungkapan dari pernyataan penulis. Dapat disebut playwright yang mempunyai isi tentang nilai pengalaman umum. Nilai yang ada di dalam naskah drama akan menjelaskan mengenai pernyataan yang ini dikatakan oleh si penulis kepada mereka yang menonton.

4. Imam Suryono

Naskah adalah sebuah drama yang berisi aksi dan perbuatan. Aksi dan perbuatan tersebut menjelaskan mengenai sebuah masalah yang dihadapi tokoh yang ada di dalam naskah tersebut.

Pendapat Imam Suryono ini difokuskan pada naskah drama yang dijadikan sebagai dasar di dalam pementasan drama di teater. Naskah drama adalah unsur yang sangat penting dalam membangun sebuah drama, supaya dapat diperankan dengan baik oleh para pemeran seperti aktor atau aktris yang akan menampilkan naskah drama tersebut.

5. Baried

Pengertian naskah adalah naskah drama yang berbentuk tulisan tangan. Di dalam tulisan tersebut tersimpan berbagai ungkapan mengenai pikiran dan perasaan. Umumnya, semua yang ditulis di dalamnya adalah sebuah budaya di masa lalu.

6. Ferdinand Brunetierre

Naskah adalah sebuah kesenian yang melukiskan beberapa hal. Seperti melukiskan sifat dan sikap manusia. Pelukisannya dilakukan melalui gerak yang dimunculkan di dalam drama yang memerankan isi naskah cerita tersebut.

Jenis-jenis Naskah Drama

1. Tragedi

Jenis naskah drama tragedi adalah naskah drama yang menceritakan kisah yang penuh dengan kesedihan. Pada sepanjang ceritanya akan disaksikan mengenai tokoh atau pelaku utama yang mengalami penderitaan. Umumnya, para tokoh tersebut akan mengalami kematian.

2. Komedi

Komedi adalah salah satu jenis naskah drama. Naskah drama ini akan menggambarkan suasana yang penuh suka cita. Umumnya, di dalam naskah drama ini akan berisi tentang lelucon-lelucon.

Janis naskah drama ini adalah salah satu naskah drama yang banyak digemari. Pasalnya, didalamnya akan membuat para pembacanya tertawa karena kelucuan cerita naskah ini.

Meskipun demikian, naskah drama komedi tidak seperti acara lawak biasa. Di dalamnya tetap tertanam kaidah dan juga unsur drama pada umumnya.

3. Opera

Jenis naskah drama selanjutnya adalah opera. Opera adalah naskah drama yang di dalamnya akan diiringi alunan musik. Lagu yang akan dimainkan oleh satu tokoh berbeda dengan lagu yang akan dimainkan oleh tokoh lain.

Bentuk dari naskah ini akan lebih mementingkan musik dan nyanyiannya ketika dipentaskan nanti. Sementara itu, para tokoh yang terlibat hanya akan berperan sebagai sarana untuk menggambarkan suasana di dalam cerita tersebut.

4. Melodrama

Melodrama adalah jenis naskah drama yang dialognya akan dibuat dengan iringan musik atau melodi. Jenis naskah drama inu berasal dari drama opera. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah aliran yang berdiri sendiri.

Aliran melodrama ini akan diiringi dengan peralatan musik. Jadi, di dalam pementasan naskah drama ini, para tokoh umumnya akan ikut bernyanyi. Jika diperlukan, mereka juga akan menari dengan mengikuti irama musiknya.

5. Farce

Farce bisa disebut juga sebagai dagelan. Naskah drama jenis inu adalah jenis drama yang lucu dan ringan. Adegan-adegan yang ada di dalam naskah drama ini umumnya dibuat berlebihan dengan komedinya.

Selain itu, naskah drama komedi inu juga melibatkan fisik. Naskah drama jenis ini umumnya dikenal dengan komedi picisan.

6. Tablo

Naskah drama tablo yang akan dipentaskan akan mengutamakan sebuah penampilan. Penampilan seperti aspek tarian dan aspek gerak akan dilihatkan pada pementasan naskah drama tablo.

Para pemainnya akan melakukan sebuah gerakan, sepanjang pementasan berjalan. Para pemain naskah drama ini tidak mengucapkan dialog sama sekali.

Maka, para pemain akan menyampaikan ceritanya melalui penonton, dengan sebuah gerakan. Akan tetapi, gerakan yang dilakukan memiliki banyak arti di dalamnya.

Baca Juga:  Daftar Pahlawan Nasional Indonesia : Profil & Sejarahnya

7. Sendratari

Sendratari adalah jenis naskah drama yang akan menggabungkan dua hal. Dua hal tersebut adalah seni tari dan seni drama. Sendratari ini akan mengutamakan gerak-gerak yang dilakukan sebagai penguat ekspresi.

Gerakan tersebut dilakukan sebagai pengganti sebuah dialog. Di Indonesia sendiri, sendratari banyak digunakan. Umumnya, penggunaannya digunakan untuk menceritakan sebuah cerita legenda. Seperti kisah Ramayana yang ingin menyelamatkan Dewi Sinta.

Unsur-unsur Naskah Drama

Sebuah naskah drama dapat dikatakan sebagai naskah drama apabila memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur naskah drama di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Memiliki tema khusus.
  • Memiliki latar. Seperti latar waktu, latar tempat dan latar suasana.
  • Terdapat tokoh dan penokohannya.
  • Memiliki alur cerita di dalamnya.
  • Memiliki pesan dan kesan yang akan disampaikan kepada pembacanya.

Ciri-ciri Naskah Drama

Ada beberapa ciri-ciri naskah drama yang harus dipenuhi. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

  • Berbentuk dialog
  • Semua dialog tidak menggunakan tanda petik
  • Memiliki petunjuk aksi di dalam naskah drama yang ditulis di dalam tanda kurung

Contoh Naskah Drama

Berikut ini adalah contoh sederhana naskah drama secara singkat yang bertema pendidikan.

Dalam kelas 10 SMA sedang berlangsung pelajaran sejarah.

Bu Ratna: Anak-anak buatlah kelompok sebanyak 4 orang, lalu presentasikan sejarah kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda hingga bisa merdeka!

Siswa: Baik Bu

(Bu Ratna pun keluar dari kelas, dan siswa mulai berdiskusi tentang tugas kelompok tersebut.)

Sinta: Lis, ayo kita masuk ke kelompok Rima! Rima kan pintar, pasti tugas kita cepat selesai.

Lisa: Betul juga Sin, yuk kita ke Rima!” Sinta: “Rima, aku sama Lisa masuk kelompokmu ya.

Rima: Boleh Lis, Sin, kebetulan aku baru berdua sama Nita.

Nita: Hari minggu besok kita kerjakan tugasnya di sekolah ya. Kalian ada saran buat pembagian tugasnya?

Lisa dan Sinta: Terserah kalian saja, kita ikut.

Rima: Aku bisa mengumpulkan materi tentang perang-perang dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Nita: Aku bisa mengumpulkan materi tentang perjanjian dan pertemuan dalam perjuangan kemerdekaan.

Sinta: Kalau gitu, biar aku sama lisa yang bikin power pointnya.

Rima: Yasudah kalau begitu, sampai bertemu besok ya!

(Keesokan harinya Rima dan Nita telah berada di sekolah, namun Lisa dan Sinta tidak kunjung datang.)

(Tiba-tiba Sinta menelpon Rima.)

Sinta: Rima maaf ya aku sama lisa ga bisa ikut kerja kelompok karna kita udah ada janji pergi sama temen ke mall. Kalian kerjain aja berdua ya nanti uang printnya aku yang bayar.

Rima: Tapi Sin, nanti kalian nggak ngerti materinya.

Sinta: Nanti kan yang presentasi bisa kamu sama Nita, gausah ribet kan ini Cuma pelajaran sejarah.

Rima: Tapi kan Sin, loh malah dimatikan teleponnya Nit. Gimana Sih kita harus ngerjain berdua kayaknya.

Nita: Yaudah mau gimana lagi Rim, daripada kita dapet nilai jelek juga.

(Nita dan Rima Pun mengerjakan tugas berdua hingga selesai. Keesokan harinya dikelas presentasi di depan Bu Ratna dimulai. )

Bu Ratna: Kelompok 1, Rima, Lisa, Sinta, dan Nita silahkan maju.

Kelompok 1: Baik, Bu.

Bu Ratna: Siapa yang akan presentasi?

Sinta: “Rima sama Nita, Bu.

Bu Ratna: Kalau gitu silahkan Sinta dan Lisa yang presentasi.

Lisa: Ko kami bu? Yang mau presentasi kan Rima sama Nita.

Bu Ratna: Loh bukannya sama saja, kalian kan mengerjakan sama-sama. Siapapun yang presentasi bukannya sama saja. Ayo cepat dimulai Lisa, Sinta!

Sinta: Jadi sejarah kemerdekaan Indonesia dimulai dengan emm… anu

Bu Ratna: Kenapa Sinta? Lisa coba kamu melanjutkan presentasinya.

Lisa: emmm.. jadi Bu…

Bu Ratna: Kenapa kalian tidak paham tugas yang kelompok kalian sendiri? Rima, Nita, apa betul Sinta dan Lisa ikut mengerjakan tugas?

Nita: “Sebenarnya tidak Bu, saya hanya mengerjakan berdua dengan Rima karena Lisa dan Sinta tidak bisa datang.

Rima: Betul Bu, saat kerja kelompok hari minggu Sinta dan Lisa tidak bisa hadir. Bu Ratna: Kenapa kalian tidak bisa hadil Sinta, Lisa?

Lisa: Gimana ini Sin?

Sinta: Kami sakit Bu, jadi tidak bisa datang hari itu.

Bu Ratna: Jangan bohong kalian, saya lihat kalian di mall hari minggu. Seharusnya kalian belajar sungguh-sungguh bukannya main-main seperti ini, apalagi hanya numpang nama di tugas kelompok kalian. Minta maaflah kepada Rima dan Nita, lalu jangan ulangi lagi atau kalian tidak akan naik kelas.

Sinta: Maafkan saya Bu Ratna, saya tidak akan mengulanginya lagi. Aku minta maaf ya Rima, Nita, aku janji ga akan gitu lagi.

Lisa: Saya juga minta maaf, Bu. Rima, Nita, aku minta maaf ya sama kalian. Setelah ini aku akan belajar sungguh-sungguh, aku janji.

Mengenal Lebih Dekat: “Putu Wijaya: Sang Teroris Mental” dan Pertanggungjawaban Proses Kreatifnya

Buku ini disusun saat Jakarta lagi musim teror bom. Hasil ulah orang-orang tidak bertanggungjawab yang rasa perikemanusiaannya sudah di bawah titik nol. Tapi diam-diam… Putu Wijaya sejak dulu sudah mempersiapkan teror jenis lain, yakni: Teror Mental “Hanya saja, teror jenis ini tidak membunuh”, begitu kilahnya.

Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai naskah drama. Mulai dari pengertian, jenis-jenis, ciri-ciri sampai contoh sederhana naskah drama secara singkat.

Temukan informasi lainnya di www.android62.com. android62.com sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para sobat android62

Psikologi Sastra: Karya, Metode, Teori dan Contoh Kasus

Pembahasan dalam buku ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para peneliti, karena paparannya cukup jelas dan terperinci, sehingga buku ini akan bermanfaat bagi para peneliti yang berminat menganalisis suatu karya sastra dalam bahasa apapun.

Catatan Dari Bawah Tanah (2018)

Catatan dari Bawah Tanah membisikkan suara manusia yang telah menarik diri dari lingkungan masyarakat setelah mengorbankan cinta dan bakatnya. Karya sastra yang menyoroti relung-relung kejiwaan secara falsafi ini menampilkan tokoh seorang pemuda yang peka, yang merasakan penolakan dari lingkungan kehidupannya, padahal ia merasa lebih unggul dalam inteligensi. Karena kehilangan daya untuk mencintai dan dicintai, ia pun mengobarkan cita-citanya dengan tujuan despotisme.