Menjadi seorang ibu menyusui adalah tugas yang mulia dan penuh tanggung jawab. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui adalah caranya penyimpanan ASI. ASI atau Air Susu Ibu adalah nutrisi terbaik bagi bayi, dan sangat penting untuk disimpan dengan benar agar kualitasnya tetap terjaga. Berikut adalah panduan lengkap mengenai cara penyimpanan ASI yang benar:
1. Pilih Wadah Penyimpanan yang Tepat
Langkah pertama dalam menyimpan ASI adalah memilih wadah penyimpanan yang tepat. Pastikan wadah tersebut bersih, steril, dan tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat merusak kualitas ASI. Saat ini, tersedia berbagai macam wadah penyimpanan ASI seperti botol kaca, kantong plastik, atau pouch khusus penyimpanan ASI yang dapat didapatkan di toko perlengkapan bayi.
2. Sterilisasi Wadah Penyimpanan
Sebelum digunakan, pastikan untuk melakukan sterilisasi terhadap wadah penyimpanan ASI. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat merusak kualitas ASI. Caranya bisa dengan merebus wadah tersebut dalam air mendidih selama 5-10 menit atau menggunakan sterilisator bayi yang tersedia di pasaran.
3. Simpan ASI dalam Jumlah yang Sesuai
Saat menyimpan ASI, pastikan untuk tidak mengisi wadah penyimpanan terlalu penuh. Sebaiknya isi wadah hanya sekitar 60-70% kapasitasnya untuk memberikan ruang ekspansi saat ASI beku. Selain itu, pisahkan ASI dalam jumlah kecil sesuai dengan kebutuhan bayi agar tidak ada sisa ASI yang terbuang.
4. Tandai Waktu Penyimpanan
Penting untuk menyimpan ASI dengan cara yang terorganisir dan teratur. Tandai wadah penyimpanan dengan tanggal dan waktu pengumpulan ASI untuk memastikan ASI yang disimpan tidak melewati batas waktu yang disarankan. Biasanya, ASI segar dapat disimpan dalam suhu ruangan selama 4 jam, di dalam kulkas selama 4 hari, dan di dalam freezer selama 6 bulan.
5. Cara Penyimpanan ASI di Kulkas
Untuk menyimpan ASI di dalam kulkas, pastikan untuk meletakkan wadah penyimpanan di bagian belakang kulkas yang stabil suhunya. Jangan letakkan ASI di pintu kulkas karena suhu di bagian tersebut lebih tidak stabil. Selain itu, hindari menyimpan ASI di dekat makanan yang berbau kuat agar ASI tidak terkontaminasi bau dan rasa.
6. Cara Penyimpanan ASI di Freezer
Jika ingin menyimpan ASI dalam jangka waktu yang lebih lama, freezer adalah pilihan yang tepat. Pastikan untuk meletakkan ASI di bagian dalam freezer yang memiliki suhu stabil, yakni -18 derajat Celsius. Sebelum menyimpan ASI di freezer, pastikan ASI sudah didinginkan terlebih dahulu di dalam kulkas selama beberapa jam.
7. Cara Mencairkan ASI yang Dibekukan
Ketika ingin menggunakan ASI yang telah dibekukan, pastikan untuk mencairkannya dengan benar. Cara yang paling aman adalah dengan meletakkan wadah ASI di dalam kulkas selama beberapa jam atau meletakkannya di dalam wadah berisi air hangat. Hindari mencairkan ASI langsung di dalam microwave atau air panas yang mendidih karena bisa merusak kandungan nutrisi dalam ASI.
8. Jangan Menyimpan Kembali ASI yang Sudah Dipanaskan
Saat sudah mencairkan ASI di dalam kulkas atau air hangat, jangan menyimpan sisa ASI yang tidak habis digunakan kembali di dalam kulkas atau freezer. Sisa ASI yang sudah dipanaskan sekali sebaiknya langsung digunakan dan tidak disimpan kembali karena kandungan nutrisinya sudah berubah dan dapat menyebabkan kerusakan pada ASI.
9. Ketahui Tanda-tanda ASI yang Tidak Layak Konsumsi
Terakhir, penting untuk mengetahui tanda-tanda ASI yang sudah tidak layak konsumsi. Jika ASI berbau asam, berwarna berubah, atau memiliki endapan yang tidak biasa, segera buang ASI tersebut karena bisa jadi sudah terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme berbahaya.
Dengan mengikuti panduan cara penyimpanan ASI di atas, ibu menyusui dapat memastikan kualitas ASI yang diberikan kepada bayi tetap terjaga dan aman untuk dikonsumsi. Selalu ingat untuk selalu mencuci tangan sebelum menyimpan atau memerah ASI, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau konsultan laktasi jika mengalami kesulitan dalam menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat bagi ibu menyusui di luar sana!